Dua Hati



Dua Hati
B
erawal dari perkenalan ku dengan dia, seorang lelaki yang pernah menjadi kekasih dari sahabatku, dia juga merupakan saudara dari seseorang yang pernah menjadi kekasihku. Namanya Rizki, dan saudaranya bernama Maulana. Awalnya hanya sebatas teman, namun seiring dengan berjalannya waktu, disaat aku terpuruk disaat duniaku menjadi kelam karena ditinggalkan oleh seseorang yang sudah mewarnai duniaku selama 2 bulan. Rizki lah yang menemaniku, menghiburku dan menolongku. Semakin lama aku semakin merasa nyaman bersamanya, namun aku sadar bahwa dia masih memiliki persaan cinta untuk sahabatku. Jadi aku pendam rasa itu, namun setelah sekian lama aku pendam ternyata dia memberiku harapan. Aku senang, jadi dengan percaya diri aku memberanikan diriku untuk mengungkapkannya. Tepatnya hari Sabtu sore, aku bersama dengan temanku pergi untuk menonton panggung yang artisnya adalah Arman Maulana (GIGI). Aku tidak berani untuk mengutarakannya secara langsung jadi aku putuskan untuk memberitahukan tentang perasaanku lewat sms.
To : Rizki
Hai, lagi ngapain? Gk nonton konser di alun – alun ?
Setelah beberapa saat, dia membalas sms ku.
From : Rizki
Lagi main sama temen – temen,
Aku gak nonton. Kamu lagi apa?
Dengan segera aku membalas sms darinya.
To : Rizki
Aku lagi nonton nih sama temenku.
Maaf ni sebelumnya, aku mau ngomong sesuatu ke kamu. Jujur aku mulai suka sama kamu. Tapi aku tau kok kalo kamu masih sayang sama sahabatku.
Dan dia membalas.
From : Rizki
Maaf, aku memang suka ma kamu tapi aku gak bisa pacaran ma kamu karena aku memang masih sangat menyayangi dia.
Air mataku menetes ketika aku membaca sms dari dia, namun apa daya ku tak kuasa karena aku paham betul kalau perasaan seseorang itu tidak bisa untuk dipaksakan.
Setelah penolakan yang aku dapatkan, kini aku sama dia hanya sekedar teman biasa. Namun aku gak pernah bisa mengerti apa yang dia pikirkan, kalaupun dia gak suka aku ya udah gak apa – apa, tapi sikapnya ke aku itu bikin aku gak bisa ngelupain dia. Ohh My Good, what must I do?
Tapi, aku berusaha untuk melupakan perasaanku kepadanya. Hingga pada suatu hari, seseorang dari masa lalu itupun menghubungiku kembali, Maulana. Di malam hari yang sunyi ini, dia tiba – tiba meneleponku, dan kami banyak berbincang – bincang. Hingga ternyata tanpa aku duga dia berkata.
Maulana           : “Cha, aku masih sayang kamu. Jujur walaupun aku udah pindah ke Jakarta, tapi aku  belum bisa lupain kamu.”
Sontak aku gak bisa njawab apa – apa.
Maulana           : “Kok diem? Aku serius kalo aku masih sayang sama kamu, mau gak jadi pacarku lagi?”
Aku                 : “Jujur aku bingung mau jawab apa, tapi maaf aku gak bisa terima kamu lagi. Maaf”
Maulana           : “Oke aku ngerti kok, tapi besok malam minggu bisa gak kita ketemuan sebentar aja?”
Aku                 : “Hmmm gimana ya?”
Maulana           : “Ayo lah, Cuma sebentar doank ko.”
Aku                 : “Hmm ya udah deh.”
Hingga saatnya waktunya pun tiba, aku bertemu dengan dia di dekat rumahnya. Saat aku sedang berbincang – bincang dengan dia, ternyata Rizki melihat kami, dia bersama dengan temannya. Dan dia langsung mengirim sms ke aku.
From : Rizki
Katanya gak boleh main malem – malem, ko tu malah lagi berduan sama Maukana?
Dan aku membalas smsnya. “Aku bilangkan kalo malem minggu itu gak papa, lagian pa kamu pernah ngajakin aku main pas malem minggu? Gak kan?”
Drrrrrttt HP ku bergetar dan itu balasan sms dari Rizki
From : Rizki
Ohh gitu.
Aku balas, “Hmm kamu kenapa sih? Ko jadi jutek gitu, marah?”
Rizki membalas,
“Iya aku marah”
Aku jadi bingung, apa salahku coba? Aneh ini anak, apa jangan – jangan dia cemburu? Hmmm tapi itu gak mungkun karena dia udah nolak aku kok.  Dan aku balas lagi smsnya dia, “Marah kenapa?”
Selang beberapa detik. HP ku bergetar lagi.
From : Rizki
Gapapa.
Maulana ternyata memperhatikan aku dari tadi, dan dia bertanya. “Lagi sms’an sama siapa sih? Ko keliatannya serius banget?”
“Ini sama saudara kamu, Rizki. Hmm Gak tau nih aneh, masa tiba-tiba marah.”jawabku.
Maulana : “Udah lah biarin aja, nanti bakal sembuh sendiri marahnya. Apa mungkin dia cemburu tau kamu lagi sama aku?” (sambil senyum meledek)
Aku     : “Ahh gak mungkin lah.”
Hari semakin malem, dan akhirnya dia mengantar aku pulang.
Dikamarku aku sejenak merenung, apa mungkin Rizki cemburu ma aku yah?
Selang beberapa hari, Rizki menelepon aku, dan dia menyuruh aku untuk menerima Maulana lagi, namun dari nadanya dia terdengar seperti ketus yak ay orang yang lagi cemburu lah. Hmmm dan akhirnya aku mengalah, aku memberitahu padanya bahwa aku tidak akn menerima Maulana lagi dan aku juga akan menyerah dan akan melupakan perasaanku kepadanya. Aku gak mau hanya gara-gara aku hubungan persaudaraannya jadi hancur dan jadi musuhan. Aku memutuskan untuk tidak bersama dengan keduanya. Dan aku mulai menghindar dari kedua orang tersebut.

Seventeen – Dua Hati
Kuterjebak diantara dua cinta
Memaksa aku tuk memilih satu hati
Bila ku bisa memilih cintaku
Yang mana ku bisa yang harus ku genggam dan ku pegang
Maafkanlah aku, Karna ku tak bisa mencintai
Dua hati ,Karna ku tak ingin melukai satu hati
Yang tak terpilih
Mungkinkah ini jalan terbaik mengakhiri
Bila ku bisa melilih cintaku
Yang mana ku bisa
Yang harus ku genggam dan ku pegang
Maafkanlah aku, Karna ku tak bisa mencintai
Dua hati ,Karna ku tak ingin melukai satu hati
Yang tak terpilih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKUNTANSI UNTUK PIUTANG

FIRASATKU