AKUNTANSI UNTUK PIUTANG
AKUNTANSI UNTUK PIUTANG
© JENIS – JENIS PIUTANG
Piutang timbul apabila perusahaan melakukan penjualan barang atau jasa secara kredit kepada pihak lain. Piutang merupakan tagihan si penjual kepada sipembeli sebesar nilai transaksi penjualan. Piutang pada hakekatnya merupakan hak untuk menerima sejumlah uang di waktu yang akan datang yang timbul dari transaksi pada saat ini. Piutang merupakan milik perusahaan dan dengan demikian merupakan asset perusahaan. Setiap transaksi piutang selalu melibatkan dua pihak, yaitu :
· Kreditur : pihak yang mendapat piutang/tagihan (sebuah asset)
· Debitur : pihak yang berkewajiban membayar utang (sebuah kewajiban)
Piutang bisa dikelompokan menjadi tiga golongan, yaitu :
© Piutang Usaha adalah tagihan perusahaan kepada konsumen yang melakukan transaksi secara kredit. Perusahaan biasanya mengharapkan akan dapat menerima kas dari transaksi tersebut dalam waktu 30 – 60 hari.
© Piutang Wesel adalah tagihan perusahaan yang didukung dengan instrument formal sebagai bukti tagihan yang disebut surat wesel. Piutang wesel biasanya memiliki jangka waktu pelunasan yang lebih panjang daripada piutang usaha, yaitu sekitar 60 – 90 hari atau bahkan lebih panjang, dengan kewajiban bagi si debitur untuk membayar bunga. Piutang wesel dan piutang usaha yang timbul dari transaksi penjualan secara kredit disebut piutang usaha.
© Piutang lain-lain, mencakup semua tagihan yang bukan piutang usaha. Termasuk dalam jenis piutang ini adalah piutang yang timbul dari pemberian pinjaman kepada pihak lain, pinjaman kepada karyawan, uang muka gaji kepada karyawan, dan muka pajak.
© PIUTANG USAHA
Masalah akuntansi yang berkaitan dengan piutang usaha meliputi tiga hal, yaitu :
1. Pengakuan piutang usaha.
2. Penilaian piutang usaha
3. Penyelesaian piutang usaha.
© PENGAKUAN PIUTANG USAHA
Pengakuan piutang usaha biasanya relative sederhana. Misalkan bahwa pada tanggal 1 April 2o11, PT Merdeka menjual barang dagangan secara kredit kepada CV Mulia seharga Rp 1.000.000,- dengan syarat 2/10, n/30. Pada tanggal 5 April 2011, CV Mulia mengembalikan barang yang dibelinya seharga Rp 100.000,- kepada PT Merdeka, karena cacat. Pada tanggal 11 April 2011, PT Merdeka menerima pelunasan dari CV Mulia sebesar saldo tagihannya. Jurnal untuk mencatat transaksi – transaksi di atas dalam pembukuan PT Merdeka adalah sebagai berikut :
Apr. 1
|
Piutang Usaha
|
Rp 1.000.000,-
| |
Penjualan
|
Rp 1.000.000,-
| ||
(Untuk mencatat penjualan kredit)
| |||
Apr. 5
|
Retur & Potongan Penjualan
|
Rp 100.000,-
| |
Piutang Usaha
|
Rp 100.000,-
| ||
(Untuk mencatat retur penjualan)
| |||
Apr. 11
|
Kas
|
Rp 882.000,-
| |
Potongan Penjualan
|
Rp 18.000,-
| ||
Piutang Usaha
|
Rp 900.000,-
| ||
(Untuk mencatat penerimaan piutang)
|
Kesempatan untuk mendapat potongan tunai biasanya terjadi ketika produsen melakukan penjualan kepada pedagang besar atau dari grosir ke pedagangan pengecer. Pada umumnya potongan diberikan dengan maksud untuk mendorong agar pembayaran dilakukan lebih cepat atau lebih tepat waktu, atau karena alasan persaingan.
© PENGENDALIAN INTEREN ATAS PENERIMAAN PIUTANG
Salah satu elemen yang kritis dalam pengendalian intern adalah pemisahan tugas antara tugas penanganan kas dan tugas akuntansi. Perusahaan besar yang banyak melakukan transaksi penjualan secara kredit pada umumnya memiliki bagian khusus yang disebut bagian kredit. Bagian ini bertugas untuk mengevaluasi calon pembeli yang akan melakukan pembelian secara kredit. Apabila penjualan kredit dapat disetujui, maka tugas bagian kredit selanjutnya adalah memonitor catatan pembayaran dari debitur yang bersangkutan. Hasil monitoring ini akan digunakan untuk persetujuan kredit dimasa yang akan datang terhadap debitur yang bersangkutan, termasuk penentan batas kredit yang dapat diberikan. Dalam hubungannya dengan bagian akuntansi, bagian kredit juga dapat membantu menaksir kerugian yang mungkin timbul dari debitur-debitur tertentu.
Agar tercipta pengendalian intern yang baik atas penerimaan kas dari piutang, bagian kredit tidak boleh merangkap sebagai penerima pelunasan piutang. Sebaliknya, petugas penerimaan kas tidak berwenang untuk memberi persetujuan kredit. Jika hal ini terjadi, maka peluang terjadinya penyelewengan menjadi terbuka.
© PENILAIAN PIUTANG USAHA
Apabila piutang usaha telah dicatat dalam pembukuan, persoalan berikutnya adalah bagaimana melaporkan piutang usaha dalam laporan keuangan. Sesuai dengan prinsip akuntansi, perusahaan harus melaporkan piutang usaha sebagai asset. Kesuliatan sering dijumpai dalam menentukan jumlah rupiah yang akan dilaporkan, karena sebagian piutang kadang-kadang tidak tertagih.
© KERUGIAN PIUTANG
Penjualan secara kredit seringkali mendatangkan kerugian, yaitu apabila si debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya. Kerugian ini dalam auntansi dikenal dengan berbagai nama, seperti kerugian piutang, beban piutang tak tertagih, dan beban piutang ragu-ragu. Dalam akuntansi, kerugian akibat piutang tak dapat ditagih dicatat dengan mendebet akun Kerugian Piutang. Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu :
1. METODE PENGHAPUSAN LANGSUNG
Dalam metode ini, kerugian piutang akan dicatat pada saat perusahaan mendapat kepastian bahwa suatu piutang kepada debitur tertentu tidak dapat ditagih, misalnya ketika perusahaan mendapat informasi bahwa debitur dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, atau ketika seorang debitur tidak melaksanakan kewajibannya setelah ditagih berulang-ulang dalam jangka waktu yang cukup lama dan keberadaannya tidak diketahui lagi. Contoh : misalkan CV Serayu mempunyai piutang kepada CV Cimanuk sebesar Rp 2.000.000,-. Pada 12 Desember, manajer kredit CV Serayu memutuskan untuk menghapus piutang kepada CV Cimanuk karena sudah tidak mungkin ditagih. Apabila CV Serayu menggunakan metode langsung maka pada tanggal tersebut dibuat jurnal sebagai berikut :
Des. 12
|
Kerugian Piutang
|
Rp 2.000.000,-
| |
Piutang Usaha
|
Rp 2.000.000,-
| ||
(untuk mencatat penghapusan piutang pada CV Cimanuk)
|
Dalam metode penghapusan langsung, akun beban Kerugian Piutang hanya akan menunjukkan jumlah kerugian yang sesungguhnya diderita, dan asset piutang usaha akan dilaporkan dalam neraca sebesar jumlah brutonya.
2. METODE CADANGAN
Dalam metode cadangan untuk akuntansi atas piutang tak tertagih, perusahaan harus menaksir besarnya piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih, pada setiap akhir tahun. Dengan cara seperti itu akan diperoleh penandingan antara pendapatan dan beban yang lebih tepat. Selain itu dalam laporan posisi keuangan (neraca), piutang dapat disajikan sebesar nilai bersih piutang yang dapat direalisasi. Nilai bersih mencerminkan jumlah bersih kas yang diharapkan perusahaan dapat diterima secara tunai. Dalam jumlah tersebut piutang sudah dikurangi dengan jumlah yang diperkirakan tidak akan dapat ditagih. Dengan demikian dalam metode ini piutang usaha dalam neraca harus dikurangi dengan jumlah yang diperkirakan tak tertagih.
Pencatatan Taksiran Kerugian Piutang
Misalkan bahwa pada tahun 2011, PT Harapan Kita melakukan penjualan secara kredit sebesar Rp 120.000.000,-. Dari jumlah piutang sebesar Rp 20.000.000,- belum dapat ditagih sampai dengan tanggal 31 Desember. Manajer kredit memperkirakan bahwa piutang dari piutang yang belum tertagih tersebut, sebesar Rp 1.200.000,- diantaranya tidak mungkin dapat diterima. Jurnal penyesuaian yang harus dibuat untuk mencatat taksiran kerugian piutang adalah sebagai berikut :
Des. 31
|
Kerugian Piutang
|
Rp 1.200.000,-
| |
Cadangan Kerugian Piutang
|
Rp 1.200.000,-
| ||
(untuk mencatat taksiran kerugian piutang)
|
Akun Cadangan Kerugian Piutang adalah suatu akun kontra (lawan) asset yang menggambarkan bagian dari tagihan kotor terhadap konsumen yang diperkirakan tidak akan dapat ditagih di masa yang akan datang. Akun ini pada akhir period tidak ditutup, melainkan dicantumkan dalam neraca pada kelompok asset lancar sebagai pengurang terhadap akun Piutang Usaha,
PT HARAPA KITA
Neraca (Sebagian)
|
Aset Lancar :
Kas Rp 1.480.000
Persediaan Barang Dagangan Rp 31.000.000
Piutang Usaha Rp 20.000.000
Kurang : Cadangan Kerugian Piutang (Rp 1.200.000) Rp 18.800.000
Asuransi Dibayar di Muka Rp 2.500.000
Rp 53.780.000
|
Pencatatan Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Misalkan pada tanggal 1 Maret 2012, Direktur Keuangan PT Haraoan Kita mengotorisasi penghapusan piutang kepada CV Mandiri sebesar Rp 50.000,-. Jurnalnya yaitu :
Maret 1
|
Cadangan Kerugian Piutang
|
Rp 1.200.000,-
| |
Piutang Usaha
|
Rp 1.200.000,-
| ||
(untuk mencatat penghapusan piutang)
|
Penerimaan Kembali Piutang yang Telah Dihapus.
Apabila terjadi penerimaan kembali piutang yang telah dihapus, maka perusahaan harus membuat dua ayat jurnal, yaitu : (1) ayat jurnal untuk mencatat balik piutang yang telah dihapus sehingga tercatat kembali dalam pembukuan sebagai piutang, dan (2) jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus.
Contoh : CV Mandiri melakukan pembayaran kewajiban pada PT Harapan Kita pada tanggal 1 Juli, maka jurnal yang harus dibuat :
Juli 1
|
Piutang Usaha
|
Rp 50.000,-
| |
Cadangan Kerugian Piutang
|
Rp 50.000,-
| ||
(untuk mencatat penerimaan kembali piutang)
|
Maret 1
|
Kas
|
Rp 50.000,-
| |
Piutang Usaha
|
Rp 50.000,-
| ||
(untuk mencatat penerimaan piutang)
|
© DASAR YANG DIGUNAKAN DALAM METODE CADANGAN
Untuk menaksir jumlah piutang yang tidak dapat ditagih, manajemen dapat menggunakan 2 dasar, yaitu :
1. Persentase dari Penjualan
Dalam dasar persentase dari penjualan, manajemen menetapkan suatu hubungan persentase antara jumlah penjualan kredit dengan taksiran kerugian yang mungkin diderita karena adanya piutang tak tertagih. Contoh, misalkan PT Muria memilih dasar persentase dari penjualan dan memperkirakan bahwa piutang sebesar 1% dari penjualan kredit bersih tidak akan tertagih. Apabila jumlah penjualan kredit bersih selama tahun 2012 sebesar Rp 800.000.000,-, maka kerugian piutang ditaksir akan berjumlah Rp 800.000,- (1% dari Rp 80.000.000,-), dan jurnalnya adalah :
Des 31
|
Kerugian Piutang
|
Rp 800.000,-
| |
Cadangan Kerugian Piutang
|
Rp 800.000,-
| ||
(untuk mencatat transaksi kerugian piutang)
|
2. Persentase dari Piutang
Manajemen menetapkan suatu hubungan persentase antara jumlah piutang dengan jumlah kerugian akibat adanya piutang yang tidak tertagih. Untuk menganalisis tersebut, perusahaan biasanya menggunakan suatu daftaryang disebut daftar umur piutang. Dalam daftar ini debitur dikelompokan berdasarkan masa lewat waktu, yaitu jangka waktu sejak piutang tersebut seharusnya diterima hingga tanggal pembuatan daftar umur piutang. Analisis ini disebut analisis umur piutang. Setelah daftar dibuat, maka taksiran kerugian piutang dapat ditentukan dengan cara menerapkan persentase yang didasarkan pada pengalaman pada masa lalu terhadap total masing-masing kelompok umur piutang.
Nama Debitur
|
Total
|
Blm Jatuh Tempo
|
Jumlah Hari Lewat Waktu
| |||
1-30
|
31-60
|
61-90
|
>90
| |||
Amir Hamzah
|
60.000
|
30.000
|
20.000
|
10.000
| ||
Budi Purnomo
|
30.000
|
30.000
| ||||
Cahyo Kusumo
|
45.000
|
20.000
|
25.000
| |||
Dermawan
|
70.000
|
50.000
|
20.000
| |||
Entung Wijoyo
|
60.000
|
30.000
|
30.000
| |||
Lain - Lain
|
3.695.000
|
2.620.000
|
520.000
|
245.000
|
160.000
|
150.000
|
3.960.000
|
2.700.000
|
570.000
|
300.000
|
200.000
|
190.000
| |
Taksiran Persentase Tak Tertagih
|
2%
|
4%
|
10%
|
20%
|
40%
| |
Total Taksiran Kerugian Piutang
|
222.800
|
54.000
|
22.800
|
30.000
|
40.000
|
76.000
|
Angka Rp 222.800,- dalam tabel diatas menunjukkan jumlah tagihan kepada para debitur yang diperkirakan tidak akan dapat ditagih. Angka inilah yang merupakan saldo yang harus nampak pada akun Cadangan Kerugian Piutang pada tanggal neraca. Oleh karena itu jumlah kerugian piutang pada ayat jurnal penyesuaian adalah selisih antara jumlah saldo yang harus nampak dengan saldo yang ada dalam akun cadangan. Dalam contoh tersebut, neraca saldo menunjukan akun Cadangan Kerugian Piutang dengan saldo kredit sebesar Rp 52.800,- , maka jumlah yang harusnya dibuat jurnal penyesuaian adalah sebesar Rp 170.000,- (Rp 222.800 - Rp 52.800).
Des 31
|
Kerugian Piutang
|
Rp 170.000,-
| |
Cadangan Kerugian Piutang
|
Rp 170.000,-
| ||
(penyesuaian cadangan kerugian piutang)
|
v PELEPASAN PIUTANG
Perusahaan yang memiliki piutang dalam jumlah besar seringkali berusaha untuk mempercepat penerimaan kas dari piutangnya dengan cara menjual atau melepaskan piutang tersebut kepada perusahaan lain sehingga dapat segera memperoleh kas, dan dengan dmikian memperpendek jarak siklus operasi dari kas ke kas.
v PENJUALAN PIUTANG
Ada berbagai bentuk factoring. Biasanya factor membedakan sejumlah komisi kepada perusahaan yang menjual piutangnya. Komisi tersebut biasanya berkisar antara 1-3% dari jumlah rupiah piutang yang dibelinya. Contoh : tanggal 2 April 2011, PT Merdeka menjual (factor) piutang senilai Rp 60.000.000 kepada sebuah lembaga keuangan. Lembaga tersebut membebankan komisi sebesar 2% kepada PT Merdeka. Jurnal untuk mencatat factor :
Apr 2
|
Kas
|
Rp 58.800.000,-
| |
Beban Komisi Faktor
|
Rp 1.200.000,-
| ||
Piutang Usaha
|
Rp 60.000.000,-
| ||
(mencatat penjualan piutang usaha)
|
Ø PENJUALAN DENGAN KARTU KREDIT
Penjualan dengan kartu kredit sangat marak di seluruh dunia. Ada tiga pihak yang terlibat apabila digunakan kartu kredit dalam transaksi penjualan secara eceran, yaitu : (1) penerbit kartu kredit, (2) penjual/pengecer, dan (3) pembeli/konsumen. Transaksi penjualan dengan kartun kredit :
1. Penrbitan kartu kredit
2. Penggunaan kartu kredit
3. Pembayaran kartu kredit oleh pemegang kartu
4. Pembayaran tagihan oleh penerbit kartu ke pengecer.
Akuntansi untuk Penjualan dengan Kartu Kredit
Penjual mencatat slip kartu kredit seperti menerima pembayaran dengan menggunakan check yang juga diperlakukan sebagai penjualan tunai.
Misalkan pada tanggal 2 April 2011, Toko Putra Mulia menjual barang dagangan seharga Rp 750.000,- kepada Tuan Wijaya yang membayar transaksi tersebut dengan menggunakan kartu kredit Visa-BNI. Atas transaksi tersebut bank BNI mengenakan biaya administrasi sebesar Rp 3%. Transaksi tersebut dicatat oleh Toko Putra Mulia dengan jurnal sebagai berikut :
Apr 2
|
Kas
|
Rp 727.500
| |
Beban Administrasi Kartu Kredit
|
Rp 22.250
| ||
Penjualan
|
Rp 750.000
| ||
(mencatat penjualan dg kartu kredit)
|
Beban administrasi kartu kredit dilaporkan di laporan laba-rugi sebagai beban penjualan.
v PIUTANG WESEL
Piutang Wesel (Notes Receivable) adalah piutang yang diperkuat dengan adanya perjanjian tertulis (wesel). Sedangkan Wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik kepada si wajib bayar untuk membayar sejumlah uang tertentu yang disebut pada surat tersebut atau orang lain yang ditunjuk. Promes Adela surat janji untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu.
Ø PENENTUAN TANGGAL JATUH TEMPO
Saat jatuh tempo sebuah surat wesel dapat dinyatakan dengan 3 cara:
1. Atas penagihan : pihak tertarik akan membayar wesel pada saat ditagih oleh pemegang wesel.
2. Pada tanggal tertentu : tanggal jatuh ditulis eksplisit dalam surat wesel.
3. Pada akhir masa tertentu : setelah sekian hari, bulan atau tahun, wesel harus dibayar.
Ø WESEL BERBUNGA DAN WESEL TIDAK BERBUNGA
Suatu wesel disebut wesel berbunga apabila dalam wesel disebutkan suatu tingkat bunga tertentu, sedangkan wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak menyebutkan suatu tingkat bunga tertentu.
PERHITUNGAN BUNGA
Bunga = Nilai Nominal Wesel x Tingkat Bunga per Tahun x Jangka Waktu/tahun
Data dalam Wesel : Rp 1.000, 15%, 6 bln.
Tingkat Bunga : Rp 1.000 x 15% x 6/12 = Rp 75,-
Ø PENGAKUAN PIUTANG WESEL
1) Piutang Wesel dari Penjualan Kredit
Juni 1
|
Piutang Wesel
|
Rp 1.000.000
| |
Penjualan
|
Rp 1.000.000
| ||
(mencatat pengakuan piutang wesel)
|
2) Piutang Wesel dari Pemberian Pinjaman
Juni 1
|
Piutang Wesel
|
Rp 1.000.000
| |
Kas
|
Rp 1.000.000
| ||
(mencatat pengakuan piutang wesel)
|
3) Piutang Wesel dari Perubahan Piutang Usaha
Juni 1
|
Piutang Wesel
|
Rp 1.000.000
| |
Piutang Usaha
|
Rp 1.000.000
| ||
(mencatat pengakuan piutang wesel)
|
Ø PENYELESAIAN DAN PENGALIHAN PIUTANG WESEL
Penerimaan Pelunasan Wesel
PT Galunggung tanggal 1 Juni 2011 menerima selembar promes dari PT Sumbing yang bernilai nominal Rp 1.000.000,- bunga 9%, jangka waktu lima bulan.
Bunga = Rp 1.000.000 x 9% x 5/12 = Rp 37.500,-
Nilai jatuh wesel adalah Rp 1.037.500,-. Apabila PT Sumbing pada tanggal 1 November menyelesaikan kewajibannya, maka jurnalnya
Nov 1
|
Kas
|
Rp 1.037.500
| |
Piutang Wesel
|
Rp 1.000.000
| ||
Pendapatan Bunga
|
Rp 37.500
| ||
(mencatat penerimaan pelunasan wesel)
|
Seandainya PT Galunggung menyusun neraca setiap tanggal 30 September, maka maka pada tanggal tersebut harus membuat penyesuaian untuk mengakui bunga 4 bulan (1.000.000 x 4/12 x 9% = 30.000) yang telah menjadi haknya,
Sept 3o
|
Piutang Bunga
|
Rp 30.000
| |
Pendapatan Bunga
|
Rp 30.000
| ||
(mencatat bunga wesel 4 bln)
|
Apabila pada 1 November PT Sumbing melakukan penyelesaian wesel, maka
Nov 1
|
Kas
|
Rp 1.037.500
| |
Piutang Wesel
|
Rp 1.000.000
| ||
Piutang Bunga
|
Rp 30.000
| ||
Pendapatan Bunga
|
Rp 7.500
| ||
(mencatat penerimaan pelunasan wesel)
|
Pengalihan Piutang Wesel
Penjualan piutang wesel sebelum tanggal jatuh tempo disebut pendiskontoan piutang wesel karena pemegang wesel akan menerima pembayaran yang jumlahnya lebih kecil darapa nilai jatuh wesel yang bersangkutan.
PT Singkarak mempunyai piutang wesel kepada PT Maninjau yang ditarik pada tanggal 20 Oktober 2011. Nilai nominal wesel Rp 1.500.000,- bunga 10%, jangka waktu 90 hari. Jath tempo wesel pada 18 Januari 2012. Pada tanggal 9 Desember 2011, PT Singkarak mendiskontokan wesel tersebut kepada Bank Nirwana dengan diskonto 12%. PT Singkarak bersedia untuk menerima tariff diskonto. Periode diskonto dalam kasus ini adalah 40 hari (22 hari di bulan Desember dan 18 hari di bulan Januari). Nilai wesel didiskonto adalah jumlah pembayaran yang diterima oleh PT Singkarak dari bank. Perhitungan :
Nilai nominal wesel Rp 1.500.000
Bunga (Rp 1.500.000 x 10% x 90/360) Rp 37.500
Nilai Jatuh Wesel Rp 1.537.500
Diskonto (Rp 1.537.500 x 12% x 40/360) (Rp 20.500)
Harga Jual Wesel (nilai wesel didiskonto Rp 1.517.000
Jurnal
Des 9
|
Kas
|
Rp 1.517.000
| |
Piutang Wesel
|
Rp 1.500.000
| ||
Pendapatan Bunga
|
Rp 17.000
| ||
(mencatat pendiskontoan wesel)
|
PIUTANG WESEL DENGAN ANGSURAN
Piutang wesel dengan angsuran merupakan wesel yang pembayarannya diangsur selama jangka waktu wesel. Setiap penerimaan angsuran akan terdiri dari (1) bunga dari pokok pinjaman yang belum dibayar, dan (2) pengurangan atas pokok pinjaman. Pendapatan bunga setiap periode angsuran semakin menurun, sedangkan angsuran pokok pinjaman semakin bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
ü Jusup, Al. Haryono, 2011. Dasar – Dasar Akuntansi Jilid 2 Edisi 7. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
ü http://mufarohaug.blogspot.co.id/2014/11/piutang-wesel-dan-wesel-tagih.html
ü http://manajemenkeuangan.net/pengertian-piutang-wesel/
ü http://irmatriyani.blogspot.co.id/2016/04/pendiskontoan-piutang-wesel-dan-wesel.html
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.